Saat sedang flu atau pilek, kadang orang menutupnya dengan menggunakan
tisu atau sapu tangan. Sebenarnya mana yang lebih higienis, menggunakan
tisu atau saputangan?
Hingga saat ini belum ada seorang peneliti yang melakukan studi mengenai hal ini. Tapi para ahli mengungkapkan bahwa tisu mungkin menjadi pilihan yang lebih higienis dibanding saputangan, asalkan tisu yang sudah dipakai langsung dibuang dan mencuci tangan.
Professor Jack Gwaltney dan Professor Ron Eccles menuturkan jika Anda tidak membuangnya dan tidak menjaga kebersihan tangan dengan baik, maka hal ini tak ada bedanya dengan menggunakan kembali saputangan yang sama.
Ketika seseorang membuang ingus dari hidung ke dalam tisu atau saputangan, maka virus-virus penyebab flu akan menumpuk di wadah tersebut dan bisa bertahan hingga waktu tertentu di luar tubuh.
"Ada lebih dari 200 virus yang bisa menyebabkan pilek yang kebanyakan berasal dari keluarga rhinovirus dan termasuk virus yang sulit," ujar Profesor Jack Gwaltney dari University of Virginia Medical School, seperti dikutip dari ABC.net.au, Rabu (28/9/2011).
Rhinovirus memiliki mantel protein yang bisa bertahan cukup baik di permukan keras, kain dan bertahan hidup di piring yang bersih bahkan hingga 3 hari di luar tubuh. Kondisi ini yang membuat virus bisa bertahan di tisu atau saputangan sehingga harus segera dibuang.
"Jika seseorang menyentuh saputangan atau tisu tersebut ada kemungkinan menempatkan partikel virus di tangan sehingga menyebarkan infeksi jika menyentuh orang lain atau barang seperti gagang pintu, telepon, keyboard komputer atau uang," ujar Prof Eccles selaku direktur pusat Common Cold Research Centre di Cardiff University, Inggris.
Virus ini bisa menyebar jika tangan yang mengandung virus ini menyentuh hidung atau mata, karena virus pada mata bisa melakukan perjalanan ke hidung melalui saluran air mata.
Karenanya para ahli menyarankan untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan virus. Jika lebih suka menggunakan saputangan, pastikan mencuci tangan secara teratur serta tidak menyimpan saputangan dalam jangka waktu lama.
Hingga saat ini belum ada seorang peneliti yang melakukan studi mengenai hal ini. Tapi para ahli mengungkapkan bahwa tisu mungkin menjadi pilihan yang lebih higienis dibanding saputangan, asalkan tisu yang sudah dipakai langsung dibuang dan mencuci tangan.
Professor Jack Gwaltney dan Professor Ron Eccles menuturkan jika Anda tidak membuangnya dan tidak menjaga kebersihan tangan dengan baik, maka hal ini tak ada bedanya dengan menggunakan kembali saputangan yang sama.
Ketika seseorang membuang ingus dari hidung ke dalam tisu atau saputangan, maka virus-virus penyebab flu akan menumpuk di wadah tersebut dan bisa bertahan hingga waktu tertentu di luar tubuh.
"Ada lebih dari 200 virus yang bisa menyebabkan pilek yang kebanyakan berasal dari keluarga rhinovirus dan termasuk virus yang sulit," ujar Profesor Jack Gwaltney dari University of Virginia Medical School, seperti dikutip dari ABC.net.au, Rabu (28/9/2011).
Rhinovirus memiliki mantel protein yang bisa bertahan cukup baik di permukan keras, kain dan bertahan hidup di piring yang bersih bahkan hingga 3 hari di luar tubuh. Kondisi ini yang membuat virus bisa bertahan di tisu atau saputangan sehingga harus segera dibuang.
"Jika seseorang menyentuh saputangan atau tisu tersebut ada kemungkinan menempatkan partikel virus di tangan sehingga menyebarkan infeksi jika menyentuh orang lain atau barang seperti gagang pintu, telepon, keyboard komputer atau uang," ujar Prof Eccles selaku direktur pusat Common Cold Research Centre di Cardiff University, Inggris.
Virus ini bisa menyebar jika tangan yang mengandung virus ini menyentuh hidung atau mata, karena virus pada mata bisa melakukan perjalanan ke hidung melalui saluran air mata.
Karenanya para ahli menyarankan untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan virus. Jika lebih suka menggunakan saputangan, pastikan mencuci tangan secara teratur serta tidak menyimpan saputangan dalam jangka waktu lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar