Makanan dan minuman manis itu seperti candu yang membuat orang ketagihan. Hati-hati jika punya kebiasaan minum satu atau dua minuman manis dalam soda, minuman energi, teh manis dan vitamin setiap hari, karena berisiko menaikkan potensi terkena diabetes tipe-2 hingga 25 persen.
Memang minuman manis seperti soda hanya mengandung 150 kalori yang dapat dibakar dengan berjalan cepat selama setengah jam. Tapi jika tidak sempat dibakar dan tiap hari tubuh ditimbun minuman manis, maka berisiko menghasilkan lebih banyak lemak perut. Lemak yang terakumulasi di perut terkait erat dengan tekanan darah tinggi dan masalah jantung lainnya.
Minuman manis ini membuat kalori menumpuk yang menyebabkan pertambahan berat badan. Sementara berat badan merupakan faktor risiko untuk penyakit diabetes.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa minuman manis sangat terkait dengan berat badan," kata penulis Vasanti Malik, seorang peneliti di Departemen Gizi Harvard School of Public Health seperti dikutip dari USNews, Senin (8/8/2011).
Peneliti mengidentifikasi delapan penelitian dan memeriksa hubungan antara minuman manis dengan diabetes tipe 2. Mereka juga memeriksa tiga penelitian serupa yang berkaitan sindrom metabolik.
Penelitian diabetes terbesar diikuti lebih dari 91.000 perempuan Amerika berusia 24-44 selama 8 tahun juga memerkuat kesimpulan itu. Efek yang paling utama adalah lonjakan glukosa darah dan insulin, karena minuman manis sering dikonsumsi secara cepat dalam jumlah besar dan kadar gulanya cepat diserap.
Lonjakan glukosa tersebut dapat menyebabkan resistensi (penolakan) insulin, peradangan dan hipertensi. Tingginya kadar gula dalam sirup jagung, gula, dan minuman manis lebih berisiko daripada gula lain karena menghasilkan lebih banyak lemak perut.
"Di Amerika, konsumsi minuman manis naik menjadi rata-rata 142 kalori atau hampir satu 12-ons kaleng soda per hari pada tahun 2006 dari 65 kalori pada akhir tahun 1970. Ini menempatkan mereka pada risiko diabetes yang lebih besar," catat Frank Hu, profesor gizi dan epidemiologi di Harvard.
Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merilis perkiraan bahwa pada tahun 2050, 1 dari 3 orang Amerika akan terkena penyakit diabetes. "Konsumsi minuman ringan memiliki implikasi yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat dalam hal epidemi diabetes," kata Hu.
Pada awal 2010, American Heart Association mengeluarkan rekomendasi yang menyarankan konsumen untuk menetapkan batas minuman manis 450 kalori seminggu, atau 12 ons soda dalam makanan 2.000 kalori.
Menghitung kalori adalah cara mudah untuk melacak kemungkinan risiko, tetapi terkadang dapat menyesatkan. "Konsumen kadang terlalu terfokus pada kalori, namun tidak memperhitungkan komponen-komponen lain. 12 ons kaleng soda setara dengan 15 sendok teh gula, dan mereka pikir hal itu tidak buruk," kata Constance Brown-Riggs, juru bicara American Dietetic Association.
Dalam sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association terhadap 88.000 perempuan selama 24 tahun, mereka yang menenggak 2 atau lebih minuman manis sehari memiliki risiko penyakit arteri koroner 35 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak.
"Anda tidak mendapat manfaat dari minum minuman soda ini karena ini menambahkan daftar kerusakan tambahan berupa gigi berlubang," kata Vasanti Malik. Sumber : detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar